Musim ini dengan “hanya” meraih dua trofi piala domestik mungkin terasa mengecewakan bagi Liverpool. Namun jika Jurgen Klopp dan anak asuhannya bisa melakukan introspeksi perjalanan mereka musim ini, sesungguhnya dua trofi yang telah diraih sudah cukup bagus mengingat bahwa sepanjang musim The Reds memiliki satu kekurangan yang mungkin sedikit terlupakan.
Kekurangan Liverpool di Killer Instinct
Tidak seperti biasanya, ada satu hal yang tidak dimiliki Liverpool musim ini, yakni killer instinct, terutama saat bertemu lawan yang sepadan. Sesungguhnya Liverpool hanya mampu meraih satu kemenangan dalam waktu 90 menit menghadapi rival yang seimbang, yakni di piala FA ketika menundukkan Manchester City di semi final. Kemenangan itu juga diraih cenderung karena faktor absennya Kevin de Bruyne di line up The Citizens.
Yuk ramaikan betting sepakbola di VIO88 – situs judi bola IDN Sports paling handal sejagat raya. Ada game slot, poker online dan live casino juga lho.. Dapatkan juga Welcome Bonus 88% dan Bonus Deposit Harian 5% serta hadiah menarik lainnya. Jika anda ingin mendapatkan odds terbaik untuk pertandingan ini, silakan kunjungi VIO88 – situs judi online terpercaya IDN Sports. Proses deposit dan withdraw cepat, dijamin setiap player yang menang pasti dibayar.
Liverpool harus membayar mahal atas ketidak mampuan untuk memenangkan beberapa pertandingan krusial saat lebih mendominasi pertandingan seperti berikut ini. Di Liga Premier Liverpool hanya mampu meraih hasil seri masing-masing dua kali menghadapi Chelsea, Manchester City dan Tottenham. Padahal dalam lima dari enam pertandingan itu The Reds lebih dominan terhadap lawan-lawannya. Sama halnya dengan pertandingan final Liga Champions kemarin, mendominasi permainan dan menciptakan 23 peluang dan 9 tembakan ke gawang namun tidak sebiji gol pun yang dapat diraih, sedangkan Madrid hanya meraih satu tembakan ke gawang namun langsung menjadi sebuah gol.
Liverpool hanya kalah 2 kali di Liga Premier Inggris musim ini, Manchester City kalah lebih banyak (tiga kali). Namun hasilnya adalah Manchester City juara dan Liverpool runner up.
Liverpool baru kalah 1 kali di Liga Champions di luar partai final, Real Madrid sudah kalah 4 kali sebelum lolos ke final. Hasilnya Real Madrid juara dan Liverpool lagi-lagi runner up.
Faktor Mohamed Salah
Mohamed Salah jelas menurun musim ini, mungkin akibat negosiasi gaji yang mandek dengan manajemen Liverpool. Klopp seharusnya lebih tegas menangani situasi tersebut, mengingat dalam beberapa pertandingan memasuki akhir musim Mo Salah kurang memberi kontribusi yang diharapkan. Padahal ia masih memiliki Jota, Firmino dan Minamino di lini depan.
Saat laga menghadapi Madrid tadi malam, saya merasa bukan Diaz yang harus ditarik keluar. Seharusnya Klopp tetap mempertahankan Diaz dan mengganti Salah dengan Jota atau Firmino. Mungkin Klopp masih berharap Mo Salah masih akan memperkuat Liverpool musim depan. Dengan menggantinya di partai final sama dengan membiarkan Salah pergi di bursa transfer musim panas.
Saya rasa diganti ataupun tidak, Salah tetap akan pergi. Karena kelihatannya tidak ada titik temu dalam negosiasi kontrak antara agennya dengan manajemen Liverpool. Lagipula ada ungkapan tidak ada pemain yang lebih besar daripada klub. Mohamed Salah menjadi Mo Salah yang kita kenal sekarang ini karena ia bergabung dengan Liverpool, Mane dan van Dijk juga bukan siapa-siapa saat mereka masih di Southampton. Jika mereka semua tidak direkrut Liverpool, berapa besar peluang ketiganya bisa tampil tiga kali di partai final Liga Champions? Mendekati nol!
Namun saya bisa mengerti keputusan Klopp, mengingat kedekatan dengan para pemainnya. Apalagi nasi sudah menjadi bubur, Madrid layak menjadi juara karena mereka telah membuktikan mampu memanfaatkan kesempatan sekecil lubang jarum sekalipun. Berbanding terbalik dengan Liverpool. Justru dalam hal ini Liverpool beruntung bisa jadi runner up karena bertemu Real Madrid di partai final, coba kalau ketemunya di babak-babak sebelumnya, sudah gugur duluan seperti PSG, Chelsea dan Manchester City.
Kesimpulan
Liverpool tahu cara menguasai pertandingan sedangkan Real Madrid tahu cara memenangkan pertandingan.
Klopp sebaiknya membiarkan Mo Salah pergi di bursa musim panas, selagi masih bisa dijadikan duit. Tanpa status kontrak yang jelas, performa Salah akan lebih menurun lagi musim depan.
Diaz di kiri, Jota di tengah, Mane di kanan, Firmino di bangku cadangan bersama Minamino. Not bad lah!
One thought on “Liverpool menguasai pertandingan sedangkan Real Madrid memenangkan pertandingan”