Laga pamungkas dari turnamen Piala Dunia 2022 akan dimulai pada Minggu malam pukul 22.00 WIB di Lusail Iconic Stadium, saat Argentina dan juara bertahan Prancis bertarung memperebutkan supremasi sepak bola internasional di partai final.
Les Bleus akan memasuki lapangan hijau sebagai juara bertahan pertama dalam 24 tahun yang dapat lolos ke final, hal itu berkat kemenangan 2-0 di semifinal atas sang tim kejutan dari Afrika, Maroko.
Di sisi lain, La Albiceleste menggagalkan harapan Kroasia untuk tampil kedua kalinya secara beruntun di partai puncak dengan kemenangan 3-0, berkat penampilan memukau dari sang kapten, Lionel Messi.
Pasar Taruhan
Asian Handicap: Argentina 0 : 0 Prancis
Over/Under: 2 Gol
Berita Tim
Dua pemain Argentina yang terpaksa hanya menonton laga semifinal karena menjalani skorsing satu laga, Marcos Acuna dan Gonzalo Montiel, akan siap bermain kembali di laga ini.
Di kubu La Albiceleste hanya satu pemain yaitu Alejandro Gomez, yang statusnya masih diragukan karena cedera pergelangan kaki.
Leandro Paredes akan menjadi orang yang kurang beruntung jika Angel Di Maria dapat membuktikan kebugarannya sebelum kick off dimulai. Sedangkan Paulo Dybala dan Lautaro Martinez, masing-masing akan berharap diberi kesempatan meskipun hanya sebagai pemain pengganti di laga ini.
Di kubu Prancis, penggunaan AC yang terus-menerus di Qatar dianggap menjadi penyebab Dayot Upamecano, Adrien Rabiot dan Kingsley Coman merasa tidak enak badan sebelum laga semifinal.
Jika kondisi Rabiot dan Upamecano sudah membaik, keduanya bisa langsung masuk kembali ke starting lineup pertandingan final.
Meski Ibrahima Konate pantas mendapatkan pujian atas penampilannya melawan Maroko, tetapi Didier Deschamps diharapkan masih lebih mempercayai Upamecano menemani Raphael Varane di jantung pertahanan.
Kylian Mbappe diperkirakan akan melanjutkan persaingan individu dengan sesama penyerang Paris Saint-Germain, Lionel Messi, untuk memenangkan Sepatu Emas sebagai pencetak gol terbanyak turnamen.
Pemain berusia 23 tahun itu berpeluang menjadi pemain termuda yang dapat mencetak gol di lebih dari satu final Piala Dunia. Untuk hal itu ia akan didukung oleh Antoine Griezmann, yang telah membuat rekor dengan 21 kali penciptaan peluang bagi rekan setimnya sejauh ini.
Perkiraan Starting Lineup
Argentina:
E. Martinez; Molina, Romero, Otamendi, Acuna; De Paul, Fernandez, Mac Allister; Di Maria, Messi, Alvarez
Prancis:
Lloris; Kounde, Varane, Upamecano, Hernandez; Tchouameni, Rabiot; Dembele, Griezmann, Mbappe; Giroud
Preview Laga Argentina vs Prancis
Saat ini penggemar sepak bola di seluruh dunia akan fokus pada satu pertanyaan klasik 15 tahun terakhir. Apakah Lionel Messi akhirnya akan memenangkan gelar Piala Dunia bagi Argentina seperti apa yang pernah dilakukan Diego Maradona?
Pemenang Ballon d’Or tujuh kali itu telah memenangkan semua piala dan penghargaan yang tersedia di sepak bola, kecuali satu dan yang terbesar di antaranya yaitu trofi Piala Dunia.
Lebih dari satu kali kelanjutan kiprah Argentina sempat terancam di Qatar. Ketika bola hasil tendangan cantik Salem Al-Dawsari melintas melewati Emiliano Martinez atau ketika dua aksi Wout Weghorst membuyarkan keunggulan dua gol La Albiceleste di perempat final. Tetapi juara bertahan Copa America itu menunjukkan tekad luar biasa untuk dapat melaju terus hingga ke partai puncak.
Kroasia yang telah menyingkirkan sang favorit utama, Brazil, sempat dianggap akan memberi kesulitan bagi Argentina di laga semifinal. Tetapi La Albiceleste membuat pekerjaan terlihat ringan dengan menghancurkan sang runner-up 2018 lewat kemenangan telak tiga gol tanpa balas.
Dalam laga semi final itu, aksi brilian Messi membuat Josko Gvardiol, bek Kroasia yang sempat menuai banyak pujian, menjadi terlihat bodoh. Ia memutar dan kemudian mengecoh anak muda yang baru berusia 20 tahun itu sebelum mengirim umpan ke Julian Alvarez yang membuat perlawanan Kroasia tamat dengan 20 menit tersisa.
Argentina sebelumnya telah lolos ke final Piala Dunia sebanyak lima kali. Dari lima kesempatan itu mereka dapat menjuarai edisi 1978 dan 1986. Salah satu dari tiga kegagalan La Albiceleste di final adalah pada Piala Dunia 2014 di Brazil. Dimana Lionel Messi dan kawan-kawan harus menyerah dari Jerman berkat gol tunggal Mario Gotze.
Satu-satunya tim yang berhasil menjuarai Piala Dunia setelah kalah dalam pertandingan pertama adalah Spanyol pada tahun 2010. Saat ini hanya Prancis yang mampu menggagalkan Argentina untuk menyamai prestasi serupa.
Hampir semua hal yang salah menghinggapi tim Prancis sebelum mereka berangkat ke Timur Tengah. Segudang cedera pada pemain kunci, kontroversi abadi di luar lapangan dan hampir mengalami degradasi di Nations League.
Hanya sedikit orang yang memperkirakan Prancis dapat melaju jauh di Qatar. Tetapi sang juara bertahan berhasil membuktikan dengan baik kepada orang yang sempat meremehkan Les Bleus, mengapa mereka dapat menjuarai turnamen edisi sebelumnya.
Tanpa Paul Pogba, N’Golo Kante, dan Karim Benzema bukan masalah bagi Didier Deschamps, orang yang telah memenangi Piala Dunia baik sebagai pemain dan maupun sebagai manajer.
Setelah menyingkirkan Inggris, Prancis menghadapi ujian melawan tim asal Afrika pertama yang dapat mencapai semifinal Piala Dunia. Pada laga itu Theo Hernandez membuat Les Bleus langsung unggul di menit kelima. Tetapi mereka harus berterima kasih pada penyelamatan Hugo Lloris dan aksi heroik Ibrahima Konate setelahnya.
Randal Kolo Muani kemudian menggandakan keunggulan Prancis dan membuat dongeng sepak bola Maroko terhenti setidaknya selama empat tahun lagi.
Kemenangan dua gol tanpa balas itu merupakan clean sheet pertama Les Bleus selama turnamen. Hal itu merupakan modal bagus bagi pasukan Didier Deschamps sebelum bertarung di final Piala Dunia untuk yang keempat kalinya. Dan mereka sekarang berusaha untuk mengikuti jejak Italia dan Brasil sebagai negara yang dapat memenangi Piala Dunia dalam dua edisi secara beruntun.
Sejak tahun 1978, Prancis tercatat belum pernah menderita satu kekalahan pun dari tim asal Amerika Selatan di Piala Dunia.
Argentina dan Prancis telah bertemu sebanyak 12 kali di semua kompetisi. Sejauh ini tim asal Amerika Selatan itu masih unggul dengan meraih enam kemenangan dibandingkan hanya tiga untuk sang rival dari Eropa, sementara tiga laga lainnya berakhir dengan hasil imbang.
Namun, pertarungan terakhir antara kedua negara berakhir dengan kemenangan 4-3 untuk Prancis. Laga yang mendebarkan itu terjadi pada babak 16 besar Piala Dunia 2018. Sorak sorai setelah tendangan luar biasa Benjamin Pavard masih melekat dalam benak sebagian besar pendukung Les Bleus.
Baca juga: Taruhan corner dalam sepak bola – peluang di pasaran yang kurang dikenal
Analisis Taktik Argentina vs Prancis
“Lionel Messi versus Kylian Mbappe” mungkin adalah tajuk yang paling tepat untuk laga pamungkas Piala Dunia 2022. Tetapi elemen taktis lainnya, termasuk peran Rodrigo De Paul, mungkin akan sangat penting.
Bagaimana Menghentikan Lionel Messi?
Menang atau kalah, ini akan selalu menjadi turnamen Lionel Messi. Jika dia gagal memenangkan Piala Dunia, bayangan itu akan terbentang di sepanjang karirnya, sebuah takdir yang tidak terpenuhi. Jika dia menang, itu adalah puncak kejayaan yang mulia. Sejauh ini, tidak ada pihak yang benar-benar mampu menghentikannya dan ada perasaan bahwa, secara paradoks, lebih sulit untuk mengetahui cara melawannya sekarang karena dia lebih jarang terlibat dalam permainan. Untuk waktu yang lama dia tidak terlibat; tampaknya tidak masuk akal untuk menjaga dia seperti yang ditugaskan Louis van Gaal kepada Nigel de Jong di semifinal Piala Dunia 2014; itu berarti kehilangan satu pemain demi tiga atau empat menit dalam permainan.
Sebagian besar masalahnya adalah mengetahui di mana Messi akan muncul. Dia hampir pasti akan menjadi bagian dari dua pemain depan, bersama Julián Álvarez. Tapi dia terkadang menyisir pinggir lapangan, tiba-tiba muncul, mungkin di tengah, mungkin di kanan, mungkin lebih dalam, mungkin lebih tinggi. Di berbagai waktu, dia akan muncul di zona yang menjadi tanggung jawab Theo Hernandez, Aurélien Tchouaméni, dan Adrien Rabiot (atau Youssouf Fofana). Tapi bagaimana Anda menghentikan seseorang seperti Messi, yang bisa mengacaukan pemain sebagus Josko Gvardiol dari Kroasia dengan dribblingnya, atau membelah pertahanan dengan umpan tidak masuk akal yang tidak bisa dilihat orang lain, seperti yang dia lakukan melawan Belanda? Hal ini mungkin tidak dapat dilakukan dengan cara taktis.
Bagaimana Menghentikan Kylian Mbappe?
Sama seperti pertanyaan pertama untuk tim mana pun yang menghadapi Argentina adalah bagaimana menghentikan Messi, pertanyaan pertama yang harus ditanyakan oleh tim mana pun yang menghadapi Prancis adalah bagaimana menghentikan Kylian Mbappe. Seperti halnya Messi, ada kesan bahwa begitu dia mendapatkan bola, dia bisa melakukan hampir semua hal, seperti yang ditunjukkan oleh dua golnya melawan Polandia. Tapi Mbappe, meski brilian, adalah talenta yang lebih konvensional daripada Messi. Kecepatannya adalah aset terbesarnya, jadi salah satu pilihannya adalah menunggu jauh darinya dan tidak memberi ruang bagi Mbappe untuk berlari, seperti yang dilakukan Kyle Walker di perempat final.
Namun yang ditunjukkan Maroko di semifinal adalah Mbappe bisa menjelma menjadi kelemahan sementara. Achraf Hakimi meninggalkan Mbappe, bergerak ke kanan untuk bergabung dengan Hakim Ziyech. Hanya setelah Marcus Thuram dimasukkan dan Mbappe pindah ke tengah, jalan itu ditutup. Mbappe jarang melacak Hakimi dan itu membuat Hernandez sebagai bek yang tidak alami terekspos. Nahuel Molina dari Argentina bukanlah bek kanan agresif seperti Hakimi, tetapi dia adalah penerima umpan brilian Messi melawan Belanda; dia bisa maju. Ini pertaruhan, dan dapat dimengerti mengapa bek sayap berhati-hati untuk meninggalkan Mbappe, tetapi setidaknya kadang-kadang mungkin ada baiknya menyambut gertakannya dan mencoba membuat kelebihan orang untuk melawan Hernandez.
Theo Hernandez vs Rodrigo De Paul
Argentina bisa menggunakan formasi tiga bek. Itu dengan menempatkan Guido Rodríguez antara bek tengah Cristian Romero dan Nicolás Otamendi seperti ketika melawan Meksiko, dan Lisandro Martínez diangkat dari bangku cadangan untuk bermain sebagai bek tengah ketiga melawan Polandia, Australia dan Kroasia. Martínez juga menjadi starter sebagai bek tengah ketiga melawan Belanda saat Lionel Scaloni menyamai formasi Louis van Gaal. Tiga bek dapat memberikan perlindungan ekstra terhadap Mbappe dan, meskipun Argentina memiliki personel untuk bersaing di lini tengah, masalahnya, seperti halnya Inggris ketika membuat perhitungan serupa, adalah itu mengurangi ancaman terhadap bek sayap Prancis yang rentan.
Jadi kemungkinan besar 4-4-2 sempit di semifinal dipertahankan. Ada kemungkinan jika Ángel Di María benar-benar fit dia bisa dimainkan melebar, tetapi yang lebih mungkin adalah Argentina bertahan dengan lini tengah yang mereka gunakan melawan Kroasia, ketika mereka terlihat lebih aman secara defensif daripada di pertandingan sebelumnya. Itu artinya Alexis Mac Allister di kiri dan Rodrigo De Paul di kanan. Peran De Paul akan menjadi krusial, baik mendukung Molina dalam menjaga Mbappe, idealnya memotong suplai kepadanya, dan dalam mencoba untuk menghentikan pergerakan Hernandez dari full-back; Jules Koundé di sisi lain tidak akan begitu menyerang dari bek sayap, yang berarti empat gelandang Argentina mungkin sedikit miring, miring ke kanan. Jika semuanya berjalan lancar, De Paul juga akan berperan dalam membantu Messi memanfaatkan ruang di belakang Hernandez.
Bagaimana Menghentikan Antoine Griezmann?
Menghentikan Prancis tidak sesederhana menghentikan Mbappe. Kehadiran Prancis yang paling mengancam mungkin adalah Antoine Griezmann. Dia telah mencatatkan rataan 3,5 umpan kunci per pertandingan dan tiga assist, termasuk umpan silang dahsyat yang menghasilkan gol kemenangan Olivier Giroud melawan Inggris. Dia juga mendapatkan rataan 2,8 pemenangan bola kembali per game, angka yang sangat tinggi untuk pemain yang begitu kreatif. Entah bagaimana, Argentina harus membatasi pengaruhnya.
Lagi-lagi formasi 4-4-2 rapat menjadi masuk akal. Argentina harus memiliki pemain tambahan untuk bersaing di area tengah itu dan berusaha untuk menghentikan Griezmann, sambil memotong rutenya ke Mbappe. Enzo Fernández telah menjadi salah satu pemain yang melejit selama turnamen dalam peran sentral itu. Ia mampu memberikan otoritas pertahanan dan momen inspirasi menyerang, sementara di sampingnya Leandro Paredes adalah seorang gelandang bertahan yang agresif. Pasangan yang baru pertama kali berduet di semifinal ini tampil sangat berguna melapis empat bek yang belum sepenuhnya meyakinkan. Pada saat yang sama, Mac Allister, pemain lain yang telah berkembang seiring kemajuan turnamen, dapat masuk ke kiri.
Baca juga: Nilai Informasi Dalam Taruhan Sepak Bola
Prediksi Final Piala Dunia 2022
Meskipun dapat melaju ke final, Didier Deschamps kelihatannya belum berhasil menemukan formula lini pertahanan terbaik di Qatar. Hal ini dibuktikan oleh Maroko yang sempat merepotkan mereka di laga semi final. Namun kemampuan Les Bleus untuk melakukan serangan balik yang cepat harus dipertimbangkan.
Sejauh ini Argentina selalu berhasil menyarangkan bola ke gawang lawan di Qatar. Mereka gagal mencetak lebih dari satu gol hanya saat secara mengejutkan dikalahkan Arab Saudi. Lionel Messi dan kawan-kawan akan dapat mengeksploitasi kelemahan di barisan belakang Les Bleus.
Pemirsa di seluruh dunia akhirnya dapat menjadi saksi ketika Lionel Messi mengangkat trofi Piala Dunia setinggi-tingginya.
Asian Handicap: Argentina +0
Over/Under: Under 2 Gol
Skor: Argentina 1-0 Prancis
Salam WIN!
[…] Baca juga: Argentina vs Prancis – Preview, Analisis dan Prediksi Sepak Bola Final Piala Dunia 2022 […]
[…] Baca juga: Argentina vs Prancis – Preview, Analisis dan Prediksi Sepak Bola Final Piala Dunia 2022 […]